Profil Desa Kasilib

Ketahui informasi secara rinci Desa Kasilib mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kasilib

Tentang Kami

Desa Kasilib, Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, bertransformasi menjadi pusat inovasi pengelolaan sampah nasional. Melalui Bank Sampah Banjarnegara, desa ini mengembangkan teknologi Faspol 5.0 untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar Petasol, mendorong

  • Pusat Inovasi Nasional

    Kasilib bukan sekadar desa agraris, melainkan pusat inovasi teknologi pengolahan sampah menjadi energi melalui Bank Sampah Banjarnegara yang diakui secara nasional.

  • Ekonomi Sirkular Berbasis Komunitas

    Keberhasilan mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar Petasol merupakan model ekonomi sirkular yang memberikan dampak ekonomi dan lingkungan langsung kepada masyarakat.

  • Lokasi Strategis dengan Potensi Tersembunyi

    Terletak di dataran tinggi Banjarnegara, Kasilib memiliki fondasi agraris yang kuat dan kini dipadukan dengan potensi industri kreatif di bidang energi terbarukan.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan subur Kabupaten Banjarnegara, Desa Kasilib di Kecamatan Wanadadi kini menjelma menjadi sorotan nasional. Jauh dari citra desa agraris pada umumnya, Kasilib secara senyap bertransformasi menjadi episentrum inovasi teknologi lingkungan. Keberhasilan warganya dalam mengelola sampah plastik menjadi bahan bakar bernilai ekonomi tinggi tidak hanya memecahkan masalah lingkungan lokal, tetapi juga menawarkan solusi energi alternatif yang potensial untuk Indonesia. Inovasi yang lahir dari Bank Sampah Banjarnegara (BSB) ini membuktikan bahwa solusi besar seringkali datang dari inisiatif komunitas kecil yang gigih dan visioner.

Kisah sukses desa ini berpusat pada pengembangan teknologi Faspol 5.0, sebuah sistem yang mampu mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar cair bernama Petasol. Inovasi ini telah menarik perhatian hingga tingkat nasional, termasuk kunjungan dari mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada awal tahun 2025. Perhatian tersebut menjadi penanda bahwa Desa Kasilib telah berhasil menempatkan dirinya di peta inovasi nasional, membawa nama Banjarnegara sebagai daerah yang melahirkan solusi konkret untuk isu sampah dan energi.

Geografi dan Demografi

Desa Kasilib secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menempati lahan dengan luas total sekitar 196,69 hektare atau 1,97 kilometer persegi. Berdasarkan data dari portal Satu Data Banjarnegara tahun 2022, jumlah penduduk Desa Kasilib tercatat sebanyak 1.537 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 781 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan pola pemukiman yang tidak terlalu padat dan masih menyisakan banyak ruang terbuka hijau.

Secara geografis, letak Desa Kasilib cukup strategis di dalam lingkup kecamatan. Wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang menopang interaksi sosial dan ekonomi. Menurut data arsip, batas-batas wilayah Desa Kasilib meliputi:

Sebelah Utara: Dibatasi oleh aliran Sungai Pekacangan

Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Desa Karangjambe

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Tapen

Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Simpar

Topografi wilayahnya yang berada di dataran tinggi khas Banjarnegara menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama kehidupan masyarakat. Lahan-lahan subur dimanfaatkan untuk berbagai komoditas pertanian, yang hasilnya menopang ketahanan pangan lokal sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Keberadaan sungai juga menjadi aset vital untuk kebutuhan irigasi pertanian di wilayah ini.

Tonggak Inovasi: Bank Sampah Banjarnegara dan Teknologi Petasol

Pembeda utama Desa Kasilib dengan desa-desa lainnya di Indonesia ialah keberadaan Bank Sampah Banjarnegara (BSB) yang menjadi motor penggerak inovasi. Didirikan dan digagas oleh Budi Trisno Aji, seorang tokoh lokal yang visioner, BSB tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah biasa. Lembaga ini berevolusi menjadi sebuah pusat riset dan produksi yang berhasil menciptakan teknologi pengolahan sampah menjadi energi.

Inovasi puncaknya yaitu teknologi Faspol 5.0, sebuah mesin pirolisis generasi kelima yang dirancang untuk mengolah berbagai jenis sampah plastik menjadi bahan bakar cair. Produk yang dihasilkan, yang kemudian diberi nama Petasol, memiliki kualitas yang disebut-sebut setara dengan solar dan dapat digunakan untuk menggerakkan mesin diesel, seperti mesin traktor untuk pertanian dan mesin perahu untuk nelayan. Teknologi ini merupakan hasil kolaborasi dan pendampingan riset selama hampir tiga tahun bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Keberhasilan ini mendapatkan pengakuan luas. Pada Selasa, 20 Mei 2025, Budi Trisno Aji dianugerahi penghargaan Liputan 6 Awards 2025 dalam kategori Inovasi dan Energi Alternatif. Dalam pernyataannya, ia mendedikasikan penghargaan tersebut untuk seluruh tim BSB, BRIN dan berbagai pihak yang mendukung, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. "Semoga bisa bermanfaat dalam penanganan sampah untuk petani dan nelayan di Indonesia," ujarnya saat menerima penghargaan di Jakarta.

Dampak dari inovasi ini terasa langsung di tingkat komunitas. Faspol 5.0 kini telah diimplementasikan di 52 lokasi di seluruh Indonesia, menjadikan Kasilib sebagai pusat percontohan. Secara ekonomi, inisiatif ini membuka peluang baru dengan menciptakan nilai dari sampah yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Secara lingkungan, teknologi ini memberikan solusi nyata terhadap masalah penumpukan sampah plastik yang menjadi isu global.

Dampak Ekonomi dan Apresiasi Nasional

Kehadiran Bank Sampah Banjarnegara dengan teknologi Petasol-nya telah memberikan getaran positif bagi perekonomian lokal Desa Kasilib. Inisiatif ini menciptakan model ekonomi sirkular di mana sampah tidak lagi menjadi akhir dari siklus konsumsi, melainkan awal dari siklus produksi baru. Warga desa didorong untuk memilah dan menyetorkan sampah plastik, yang kemudian dihargai secara ekonomis. Hal ini memberikan sumber pendapatan tambahan bagi rumah tangga sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Apresiasi terhadap terobosan ini datang dari level tertinggi. Pada Senin, 7 Januari 2025, mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja langsung ke lokasi Bank Sampah Banjarnegara di Desa Kasilib. Dalam kunjungannya, Jokowi meninjau langsung proses produksi Petasol dan memberikan dukungan penuh. "Ini adalah hasil inovasi industri yang luar biasa. Pemerintah harus mendukung pengembangan teknologi ini agar bisa diterapkan secara luas," kata Jokowi kepada media di lokasi.

Kunjungan tersebut menjadi validasi penting atas kerja keras komunitas Kasilib dan BSB. Hal ini tidak hanya mengangkat moral para inovator lokal tetapi juga menempatkan Desa Kasilib dalam peta nasional sebagai contoh sukses pengembangan teknologi tepat guna berbasis masyarakat. Dengan adanya dukungan dan publisitas nasional, peluang untuk pengembangan lebih lanjut, baik dari segi skala produksi maupun adopsi teknologi di daerah lain, menjadi semakin terbuka lebar.

Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Budaya

Pemerintahan Desa Kasilib berperan penting dalam mendukung iklim inovasi yang tumbuh di masyarakat. Sinergi antara pemerintah desa, tokoh masyarakat seperti Budi Trisno Aji, dan partisipasi aktif warga menjadi kunci keberhasilan program Bank Sampah Banjarnegara. Fasilitasi dan dukungan kebijakan di tingkat desa memastikan bahwa inisiatif positif dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.

Kehidupan sosial masyarakat Desa Kasilib masih sangat kental dengan nilai-nilai komunal dan gotong royong khas pedesaan. Aktivitas pertanian yang menjadi mayoritas mata pencaharian membentuk pola interaksi sosial yang erat. Di samping itu, kegiatan di Bank Sampah telah menjadi ruang sosial baru yang mempertemukan warga dari berbagai latar belakang untuk tujuan yang sama: lingkungan yang lebih bersih dan ekonomi yang lebih baik.

Dari sisi budaya, Desa Kasilib menyimpan jejak sejarah yang tercatat dalam arsip nasional. Salah satu catatan menyebutkan tentang asal-usul nama daerah yang dikaitkan dengan perjalanan tokoh penyebar agama di masa lampau. Meskipun cerita rakyat ini mungkin tidak lagi menjadi fokus utama dalam kehidupan sehari-hari, ia tetap menjadi bagian dari identitas budaya yang memperkaya khazanah sejarah desa. Fasilitas pendidikan dasar seperti SD Negeri 2 Kasilib juga menjadi pusat penting dalam pembentukan generasi penerus di desa ini.

Potensi dan Arah Pengembangan ke Depan

Dengan fondasi inovasi yang kuat, Desa Kasilib memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Arah pengembangan ke depan tidak hanya terbatas pada peningkatan skala produksi Petasol, tetapi juga pada diversifikasi produk turunan lainnya dari pengelolaan sampah. Potensi untuk menjadikan desa ini sebagai pusat pelatihan dan edukasi lingkungan (edu-ekowisata) sangat terbuka. Para pengunjung, baik dari kalangan akademisi, pemerintah daerah lain, maupun masyarakat umum, dapat datang untuk belajar secara langsung tentang model pengelolaan sampah yang sukses.

Tantangan ke depan ialah memastikan keberlanjutan inovasi ini, terutama terkait regulasi dan perizinan untuk komersialisasi produk Petasol secara lebih luas. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah, serta kolaborasi dengan sektor swasta, akan menjadi faktor penentu.

Pada akhirnya, Desa Kasilib telah memberikan pelajaran berharga. Desa ini membuktikan bahwa dengan visi, kolaborasi, dan kegigihan, sebuah komunitas mampu menciptakan perubahan yang berdampak luas. Kisah dari Kasilib bukan lagi hanya tentang mengelola sampah, melainkan tentang menyalakan api inovasi dan harapan dari jantung pedesaan Banjarnegara untuk Indonesia yang lebih bersih dan mandiri secara energi.